Halaman

Tampilkan postingan dengan label Akuntansi Manajemen. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Akuntansi Manajemen. Tampilkan semua postingan

Jumat, 12 Mei 2017

CRITICAL REVIEW JURNAL : Corporate tax, capital structure, and the accessibility of bank loans: Evidence from China

INFORMATION OF JURNAL 

Judul Jurnal  : Corporate tax, capital structure, and the accessibility of  bank loans: Evidence from China 
Penerbit  : Elsevier, Journal of Banking & Finance 33 (2009) 30-38
Penulis  : Liansheng Wu & Heng Yue
Universitas  : Guanghua School of Management, Universitas Peking, Beijing 100871, CinA
Publikasi : 8 Desember 2007

2.1.      Abstrak Jurnal
Penulis menyelidiki apakah perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Cina menyesuaikan struktur modal mereka dalam menanggapi peningkatan tarif pajak penghasilan badan.  Meskipun teori struktur modal menunjukkan bahwa pajak perusahaan merupakan faktor penentu penting dari struktur modal. Bagaimana perubahan eksogen (dari Luar) tarif pajak mempengaruhi keputusan leverage ( pengunaan asset dan sumber dana/  atau rasio dari jumlah jaminan dan dana yang dipinjam ) perusahaan yang belum sepenuhnya dieksplorasi.
 Penulis memeriksa keadaan unik di mana pemerintah Cina meningkatkan tarif pajak penghasilan badan dari perusahaan-perusahaan yang sebelumnya telah menerima rabat / potongan pajak pemerintah daerah. Bukti menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan ini meningkat pengaruh mereka ketika tarif pajak penghasilan badan meningkat. Penyelidikan lebih lanjut menunjukkan bahwa penyesuaian leverage sebagian besar didorong oleh perusahaan-perusahaan dengan tingkat tinggi aksesnya terhadap pinjaman bank.

2.2.      Latar Belakang jurnal
Tarif pajak penghasilan badan untuk perusahaan di Cina yang terdaftar umumnya 33%, menurut  Peraturan pemerintah atas Pajak Penghasilan Badan tahun 1993. Namun, pemerintah pusat memberikan insentif pajak yang lebih menguntungkan di berbagai daerah.
Sebagai contoh, ada tarif pajak yang menguntungkan sekitar 15%  pada 5 zona ekonomi khusus, 32 zona ekonomi dan pengembangan teknologi, 13 zona perdagangan bebas, dan 52 zona pengembangan teknologi tinggi. Pemerintah bermaksud untuk menggunakan tarif pajak preferensial untuk merangsang pembangunan ekonomi di daerah spefikasi tertentu.



2.3. Hipotesis Jurnal
Hipotesis 1 - Perusahaan-perusahaan yang telah menerima rabat / potongan pajak pemerintah daerah (LGTR) meningkat pengaruh mereka dalam menanggapi penghentian kebijakan LGTR.
Hipotesis 2. Peningkatan leverage ( pengunaan asset dan sumber dana) perusahaan LGTR (perusahaan yang telah menerima rabat / potongan pajak pemerintah daerah ) dalam menanggapi penghentian kebijakan LGTR dipengaruhi oleh akses perusahaan kepada     pinjaman bank. perusahaan LGTR dengan tingkat tinggi akses memiliki penyesuaian yang lebih besar leverage.

2.4. Metodologi Penelitian Jurnal
2.4.1. Populasi
Data keuangan berasal dari Database CCER China Stock, disediakan oleh Layanan Informasi SinoFin.
2.4.2 Sampel
memeriksa laporan keuangan untuk mengidentifikasi apakah suatu perusahaan telah menerima LGTR pada tahun 2001. Untuk dimasukkan dalam sampel, kami memberlakukan beberapa kriteria:
(1)   Perusahaan tidak di industri keuangan, terdaftar sebelum tahun 2001, dan tidak terdaftar di barat atau Cina tengah;
(2)   Perusahaan diungkapkan apakah itu telah menerima LGTR di laporan tahunan 2001; dan
(3)   Perusahaan memiliki nilai buku positif (laba) dan informasi keuangan yang diperlukan untuk perhitungan variabel.



2.5.      Kesimpulan Jurnal

Teori struktur modal klasik memprediksi bahwa perusahaan pajak mempengaruhi pilihan perusahaan 'struktur modal. perusahaan dengan tarif pajak yang lebih tinggi menggunakan lebih banyak utang. penelitian sebelumnya memiliki terutama meneliti hubungan antara pajak marginal tarif dan leverage secara bersamaan. Dalam tulisan ini, kami menggunakan situasi tertentu di Cina untuk menyelidiki bagaimana sebuah perubahan eksogen dari tarif pajak mempengaruhi struktur modal perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan-perusahaan yang telah menerima LGTR menghadapi tingkat pajak perusahaan meningkat. Kami menemukan bahwa ini perusahaan LGTR meningkat pengaruh mereka dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki perubahan tarif pajak, yang konsisten dengan teori.
Kami juga menemukan bahwa peningkatan leverage perusahaan LGTR terkait dengan akses mereka ke pinjaman bank. Kami menggunakan persentase saham non-tradable sebagai proxy untuk aksesibilitas dari pinjaman bank. Perusahaan yang memiliki persentase yang lebih tinggi dari saham non-tradable memiliki tingkat lebih tinggi dari akses ke bank Pinjaman. Kami menemukan bahwa perusahaan LGTR dengan tingkat tinggi akses untuk pinjaman bank meningkat pengaruh mereka lebih.
Studi kami menyoroti tambahan pada hubungan antara tarif pajak perusahaan dan struktur modal. Juga memperdalam pemahaman kita tentang faktor-faktor penentu modal struktur dalam ekonomi negara berkembang yang tumbuh cepat. studi kami menunjukkan bahwa aksesibilitas sumber pembiayaan dapat penentu struktur modal.









DAFTAR PUSTAKA


Allen, F., Qian, J., Qian, M., 2005. Hukum, keuangan, dan pertumbuhan ekonomi di Cina. Jurnal Ekonomi Keuangan 77, 57-116. Bradley, M., Jarrell, G., Kim, EH 1984. Pada keberadaan optimal struktur modal: Teori dan bukti. The Journal of Finance 39, 857-878.
Arifin. 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta: Ekosinia.
 Chen, J., 2004. Penentu struktur modal dari Cina yang terdaftar perusahaan. Jurnal Penelitian Bisnis 57, 1341-1351. keputusan struktur Frank, M., Goyal, VK, 2004. Capital. Kerja kertas, University of Minnesota.
Givoly, D., Hahn, C., Ofer, A., Sarig, OH, 1992. Pajak dan modal Struktur: Bukti dari respon fi rms 'dengan Undang-Undang Reformasi Pajak 1986. Ulasan Studi Keuangan 5, 331-355. Graham, JR, 1996. Utang dan tarif pajak. Jurnal Keuangan Ekonomi 41, 41-74.
Graham, JR, 1999. Apakah pajak pribadi ff ect perusahaan pembiayaan keputusan? Journal of Public Economics 73, 147-185.
Graham, JR, 2003. Pajak dan perusahaan fi nance: Ulasan A. ulasan Studi keuangan 16, 1075-1129.
 Husnan, Suad. (2004). Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Jogiyanto.
Jiang, JQ, Zhan, XY, 2005. Masalah pinjaman bank dalam transisi sistem finansial. Jurnal Keuangan Penelitian 7, 1-11 (dalam bahasa Cina). Modigliani, F., Miller, M., 1958. Biaya modal, perusahaan membiayai dan teori investasi. American Economic Review 48, 261-297.
Modigliani, F., Miller, M., 1963. pajak penghasilan badan dan biaya Modal: Sebuah koreksi. American Economic Review 53, 433-443. Myers, S., 1977. penentu pinjaman perusahaan. jurnal Ekonomi Keuangan 5, 147-175.
Myers, S., Majluf, N., 1984. Perusahaan pembiayaan dan keputusan investasi ketika perusahaan memiliki informasi bahwa investor tidak memiliki. Jurnal Ekonomi Keuangan 13, 187-221.
Rajan, R., Zingales, L., 1995. Apa yang kita ketahui tentang struktur modal? Beberapa bukti dari data internasional. The Journal of Finance 50, 1421-1460.
Scholes, MS, Wilson, GP, Wolfson, MA, perencanaan pajak 1990., perencanaan modal peraturan, dan keuangan strategi pelaporan untuk bank-bank komersial. Ulasan Studi Keuangan 3, 625-650. Titman, S., Wessels, R., 1988. The penentu struktur modal pilihan. Journal of Finance 43, 1-19.

Wu, L., Wang, Y., Lin, B., Li, C., Chen, S., 2005. rabat pajak lokal, beban perusahaan pajak, dan migrasi fi rm: Bukti dari Cina. kertas kerja, Universitas Peking dan Universitas Rhode Island.

Jumat, 14 Maret 2014

Perbedaan Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan

1. Pengguna Utama Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Pengguna utama laporan yang dihasilkan oleh Akuntansi keuangan adalah pihak eksternal perusahaan. Pihak eksternal yang dimaksudkan di sini, yakni para pemegang saham, kreditur (institusi keuangan dan non-keuangan), dan regulator (Badan Pengawas Pasar Modal dan Direktorat Jenderal Pajak).
b). Akuntansi Manajemen – Seperti namanya, pengguna utama laporan yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen adalah para pengelola perusahaaan yang terdiri dari para manajer dan eksekutif perusahaan yang lumrah disebut “management” saja.

2. Laporan Utama yang Disajikan:

a). Akuntansi Keuangan – Laporan utama yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan selalu berupa “Laporan Keuangan” yang terdiri dari:
  • Neraca (Balance Sheet) – Laporan Keuangan yang menyajikan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan hingga pada tanggal tertentu, misalnya 31 Desember 2013 (itu sebabnya PSAK saat ini memakai istilah “Lap Posisi Keuangan”.) Isinya: Aset, Liabilitas, Ekuitas Pemilik.
  • Laporan Laba Rugi (Profit and Lost Statement) – Laporan Keuangan yang menyajikan informasi mengenai hasil operasional perusahaan selama satu periode tertentu, misalnya 1 Januari s/d 31 Desember 2013, apakah membukukan laba atau rugi. Isinya: Pendapatan, Beban, Biaya, Laba/Rugi.
  • Laporan Arus Kas (Cash Flow Statement) – Laporan Keuangan yang menyajikan informasi mengenai aliran kas perusahaan; darimana kas masuknya berasal dan digunakan untuk apa saja, selama satu periode tertentu, misalnya 1 Januari s/d 31 Desember 2013. Isinya: Kas dari Aktivitas Investasi, Kas dari Aktivitas Operasi, dan Kas dari Aktivitas Pendanaan.
b). Akuntansi Manajemen – Laporan utama yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen beragam dan tidak sama antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain—tergantung jenis dan skala usahanya. Namun laporan-laporannya selalu berupa Laporan Internal, diantaranya berupa:
  • Laporan Kas (Cash Reports) – Laporan yang menyajikan posisi kas setiap hari atau minggu, perbandingan kas dengan forecast dan budget, perbandingan kas periode sebelumnya)
  • Laporan Status (Status Reports) – Laporan yang menyajikan kinerja keuangan dan operasional perusahaan per hari atau minggu. Memuat perbandingan antara kondisi sebenarnya yang sedang terjadi dengan budget dan forecast.
  • Laporan Gaji (Payroll Reports) –Laporan dapat memberi informasi, sampai per laporan dibuat, sudah berapa kewajiban gaji dan upah perusahaan terhadap pegawai per departemen, per orang. Sekaligus membandingkan data tersebut dengan budget dan forecast.
  • Laporan Penjualan dan Biaya (Sales and Expenses Reports) – Laporan yang menyajikan capaian penjualan sampai per tanggal laporan, sudah berapa persen yang tercapai dibandingkan dengan forecast dan budget. Data disajikan per customer (pelanggan) atau per nama marketer/salesman. Di sisi lainnya juga menyajikan biaya-biaya yang telah dikeluarkan hingga laporan yang telah dibuat, apakah masih dalam toleransi budget, bagaimana perbadingannya dengan forecast.
  • Laporan Cost (Cost Report) – Laporan yang menyajikan besaran beban yang timbul dari operasional perusahaan, pada kurun waktu tertentu (untuk cost center bisa jadi harian atau mingguan), tentu saja dilengkapi dengan hitung-hitungan dan analisa-analisa beban/cost yang sangat rinci, per department hingga per aktivitas. Tergantung teknik costing apa yang diterapkan, laporan ini dilengkapi dengan hitungan dan analisa-analisa pelengkap, misalnya berupa “Laporan Selisih” (Variance Report) jika perusahaan menerapkan “standard costing”.
  • Laporan Marjin (Margin Reports) – Laporan yang menyajikan informasi mengenai marjin (nilai penjualan dikurangi harga pokok penjualan) per jenis barang (item) dan per customer (pelanggan). Laporan ini juga dapat memberi gambaran mengenai barang mana saja yang sampai pada saat laporan dibuat mencetak marjin (laba kotor) tinggi, mana yang rendah, dengan pisah batas dan parameter tertentu. Juga, menyajikan informasi mengenai penjualan ke customer (pelanggan) mana yang memberi marjin tinggi, mana yang rendah.
  • Laporan Kapasitas (Capacity Reports) – Laporan ini khas untuk perusahaan berjenis manufaktur (industri/pabrikan). Laporan yang menyajikan kapasitas produksi perusahaan per bagian/divisi, hingga per satu nit mesin. Sekaligus menampilkan data, kapasitas mesin per tanggal laporan dibuat, berapa persen terisi. Sehingga secara kesuluruhan dapat diketahui mesin mana saja yang bekerja dengan kapasitas penuh dan mana yang tidak.

3. Cakupan Isi Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Cakupan isi “Laporan Keuangan” yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan mencerminkan atau mewakili kondisi perusahaan (baca: entitas) secara keseluruhan. Pembaca Laporan Keuangan tidak bisa mengetahui berapa penjualan dari toko A, B, dan C, dari PT JAK misalnya, karena yang disajikan hanya total penjualan dari semua toko yang ada di bawah kendali PT. JAK. Demikian halnya dengan beban/biaya. Hal itu karena pengguna Laporan Keuangan memang tidak membutuhkan informasi sampai sejauh itu.
b). Akuntansi Manajemen – Cakupan isi “Laporan Internal” yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen mencerminkan atau mewakili sampai ke subunit suatu entitas mulai dari per cabang, departemen, hingga ke aktivitas tertentu. Pengguna Laporan Internal, yaitu management perusahaan, bisa mengetahui kondisi perusahaan ke bagian operasional perusahaan yang paling kecil. Hal ini karena informasi tersebut memang diperlukan untuk proses pengambilan keputusan internal para pengelola perusahaan.

4. Tingkat Kerincian Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Laporan Keuangan yang disajikan oleh Akuntansi Keuangan bersifat general, global dan ringkas. Neraca misalnya, pada perusahaan kecil mungkin terdiri dari satu halaman saja, sedangkan pada perusahaan terbuka (TBK) yang paling besar mungkin maksimal hanya 4 halaman saja. Demikian halnya dengan Laporan Laba Rugi dan Laporan Arus Kas, semuanya disajikan serba ringkas.
b). Akuntansi Manajemen – Laporan Internal yang disajikan oleh Akuntansi Manajemen bersifat spesifik dan detail. Laporan Penjualan misalnya, mungkin bisa berpuluh atau ratus halaman; dilaporkan per customer, per lokasi outlet (retailer), per item barang, per warna, per size, dst. Tak jarang laporan-laporannya juga dilengkapi dengan diagram (chart) yang dirancang untuk manager yang lebih suka membaca laporan yang divisualisasikan.

5. Sumber Data Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Data yang digunakan untuk menyusun Laporan Keuangan seratus persen bersumber dari transaksi keuangan yang kemudian diinput dalam bentuk journal entry (debit-kredit).
b). Akuntansi Manajemen – Data yang digunakan untuk membuat Laporan Internal manajemen bersumber dari data apapun yang dianggap relevan dan terkait dengan kegiatan usaha, termasuk jurnal (debit-credit yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan.

6. Aturan Pengolahan Data dan Penyajian Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Dalam mengolah data dan menyajikan laporan, Akuntansi Keuangan secara tegas diwajibkan mengikuti konsep, prinsip dan postulat tertentu, yang tersandarisasi seperti tertuang dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Itu sebabnya, format laporan dan item dalam Laporan Keuangan selalu sama (setidaknya nyaris sama).
b). Akuntansi Manajemen – Patokan yang digunakan oleh Akuntansi Manajemen dalam mengolah data dan menyajikan laporan hanya AKURASI dan RELEVANSI-nya terhadap jenis keputusan manajemen perusahaan yang akan diambil—tidak ada aturan yang terstandarisasi. Itu sebabnya, format dan isi Lapotan Internal masing-masing perusahaan variatif.

7. Fungsi Pelaporan:

a). Akuntansi Keuangan – Pelaporan Keuangan oleh Akuntansi Keuangan dimaksudkan untuk tujuan yang bersifat umum dari pengguna laporan keuangan yang memiliki kepentingan berbeda-beda; pembagian dividend (pemegang saham), jual-beli saham dan sekuritas (trader), persetujuan kredit/funding (banker), partnership dan investasi (investor), perpajakan (DJP), dan regulasi pasar modal (Bappepam). Dalam pengertian, apapun kepentingan para pengguna, selalu disodori Laporan Keuangan yang format dan item dalam laporan keuangan yang selalu sama. Misalnya, Laporan Keuangan yang diberikan ke bank sama dengan yang dipublikasikan ke investor.
b). Akuntansi Manajemen – Pelaporan Internal oleh Akuntansi Manajemen dimaksudkan untuk kepentingan yang bisa jadi bersifat rutin (forecast dan budget misalnya), dan bisa jadi juga bersifat khusus dalam kasus yang sangat khusus—laporan kapasitas produksi karena perusahaan mengalami keterlambatan delivery misalnya, atau laporan penjualan yang dibutuhkan untuk perubahan strategi pemasaran misalnya, atau laporan analisa A/R dalam rangka melakukan revisi kebijakan kredit, dan lain sebagainya. Laporan yang diberikan kepada manager misalnya, tak sama dengan laporan yang disampaikan ke eksekutif, yang diserahkan ke manager produksi tidak sama dengan yang disampaikan ke manager pemasaran.

8. Waktu Pelaporan:

a). Akuntansi Keuangan – Penyampaian Laporan Keuangan oleh Akuntansi Keuangan dilakukan secara rutin dan terjadwal secara pasti (kwartal, semesteran, tahunan). Keterlambatan laporan bisa berakibat sanksi (misalnya terlambat menyampaikan laporan fiskal.)
b). Akuntansi Manajemen – Penyampaikan Laporan Internal oleh Akuntansi Manajemen ada yang dilakukan secara terjadwal, lebih banyak yang tak terjadwal, bisa sewaktu-waktu kapanpun dibutuhkan oleh pengguna (management perusahaan).

9. Penilai Kualitas Laporan:

a). Akuntansi Keuangan – Kualitas Laporan Keuangan tidak dinilai langsung oleh pengguna (pihak eksternal), melainkan diwakili oleh team auditor independent dari KAP tertentu melalui proses audit. Sepanjang team auditor independen menyatakan laporan keuangan handal dan bisa dipercaya, maka pihak eksternal juga akan berpendapat yang sama. Khusus Ditjen Pajak dan Bea Cukai, mereka memiliki team pemeriksa (auditor) sendiri dan hanya percaya kepada hasil penilaian mereka.
b). Akuntansi Manajemen – Yang menilai kualitas Laporan Internal adalah pengguna langsung (management perusahaan). Sepanjang laporan yang disajikan akurat dan bisa dijadikan input dalam proses pengambilan keputusan, maka laporan dianggap berkualitas. Yang agak sulit, masing-masing manajer perusahaan memiliki selera dan gaya analisa yang berbeda-beda, disamping kepentingan yang berbeda-beda (sesuai fungsi maisng-masing manager). Manajer A mungkin suka laporan yang super detail, manajer B mungkin pusing kalau melihat laporan yang terlalu detail.

10. Sertifiksi:

a). Akuntansi Keuangan – Sertifikasi khusus bagi mereka yang professional dalam Akuntansi Keuangan disebut “Certified Public Accountant” (CPA). Sertifikat diperoleh setelah memenuhi persyaratan tertentu dan lulusan ujian khusus.
b). Akuntansi Manajemen – Sertifikasi khusus bagi mereka yang professional dalam Akuntansi Manajemen disebut “Certified Management Accountant” (CMA). Sertifikat diperoleh setelah memenuhi persyaratan tertentu dan lulusan ujian khusus juga.