BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Akuntasi
 memang sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan karena dengan Akuntansi
 kita bisa memantau kinerja perusahaan dan kondisi perusahaan yang kita 
jalani, apakah memperoleh laba atau menderita kerugian.dengan akuntansi 
kitapun dapat memperoleh informasi yang nantinya berguna untuk 
pemakainya,baik itu pihak ekstern maupun intern. Dengan adanya informasi 
ini kita juga bisa membayar pajak kepada pemerintah demi kesejahteraan 
sosial.Semua informasi dia tas terkait halnya dengan sebareba banyak 
pendapatan yang kita peroleh dari kegiatan perusahaan kita, kerana 
pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap 
perusahaan.Tanpa ada pendapatan mustahil akan didapat penghasilan 
atauearnings .Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari aktivitas 
perusahaan yang biasa dikenal atau disebut penjualan, penghasilan 
jasa(fees), bunga, dividen,royalti dan sewa.Menurut PSAK nomor 23 
paragraf 6 adalah sebagai berikut: Pendapatan adalah arus masuk bruto 
dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama
 suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang 
tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
1.2. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendapatan?
2. Jenis-jenis/sumber-sumer pendapatan?
3. Apa itu proses pendapatan?
4. ........................................
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian pendapatan
2. Mengetahui sumber-sumber pendapatan
3. Mengetahui apa itu proses pendapatan
4. .......................................
BAB II
PEMBAHASAN
    2.1. Pendapatan.
Pada
 bab ini penulis akan membahas mengenai konsep pendapatan yang 
menguraikan pengertian pendapatan, sumber-sumber pendapatan, 
proses-proses pendapatan, penilaian, pengakuan, dan pengukuran 
pendapatan serta metode pengakuan pendapatan
2.1.1 Pengertian Pendapatan
Pendapatan
 sangat berpengaruh bagi kelangsungan hidup perusahaan, semakin besar 
pendapatan yang diperoleh maka semakin besar kemampuan perusahaan untuk 
membiayai segala pengeluaran dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan 
oleh perusahaan. Selain itu pula pendapatan juga berpengaruh terhadap 
laba rugi perusahaan yang tersaji dalam laporan laba rugi. Dan yang 
perlu diingat lagi, pendapatan adalah darah kehidupan dari suatu 
perusahaan. Tanpa pendapatan tidak ada laba, tanpa laba, maka tidaka ada
 perusahaan. Hal ini tentu saja tidak mungkin terlepas dari pengaruh 
pendapatan dari hasil operasi perusahaan.
Pengertian
 tentang pendapatan itu sendiri ada beberapa macam, berikut ini ada 
beberapa pandangan yang menegaskan arrti konseptual dari pendapatan. 
Sebelum penulis lebih lanjut menelaah mengenai pengertian pendapatan, 
maka terlebih dahulu perlu diketahui mengenai konsep kesatuan usaha.
Konsep kesatuan usaha menurut Zaki Baridwan (1992 : 8 ) adalah sebagai berikut:
“Konsep
 ini menyatakan bahwa dalam akuntansi perusahaan dipandang sebagai suatu
 kesatuan usaha atau badan usaha yangberdiri sendiri, bertindak atas 
namanya sendiri da terpisah dari pemilik dan pihak lain yang menanamkan 
dana dalam perusahaan”.
Berdasarkan
 konsep kesatuanusaha diatas, konsep tersebut mempunyai koknsekuensi 
yaitu bahwa pendapatan dan laba harus dipandang sebagi kenaikan kekayaan
 perusahaan, sedangkan biaya dan rugi sebagai pengurang kekayaan 
perusahaan. Oleh karena itu, Standar Akuntansi harus menyelesaikan 
pengertian pendapatan dan biaya dengan memendangnya sebagai perubahan 
kekayaan, buka sebagai kenaikan atau penurunan kekayaan pemilik atau 
pemegang saham.
Ikatan akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK) No. 23 mendefinisikan pendapata sebagai berikut:
“Pendapatan
 adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas
 normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk iti 
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi 
penanam modal.” 
Disamping
 definisi yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia. Untuk 
menyatakan gambran yang lebih lengkap mengenai pengertian pendapatan, 
penulis akan mengutip pendapat-pendapat yang diambil dari berbagai macam
 bacaan. Menurut Zaki Baridwan dalam Buku Intermediate Accounting 
merumuskan pengertian pendapatan adalah:
“Pendapatan
 adalah aliran masuk atau kenaikan lain aktiva suatu badn usaha atau 
pelunasan utang (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode yang
 berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa, atau 
dari kegiatan lain yang merupakan kegiatan lain yang merupakan kegiatan 
utama adan usaha” 
Menurut M. Munandar ( 1981 : 16 ) yang mengemukakan bahwa pendapatan adalah:
“Sutau
 pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya Owner’s Equity, 
tetapi bukan karena panambahan modal dari pemiliknya, dan bukan pula 
merupakan pertambahan assets yang disebabkan karena betambahnya 
liabilities” 
Menurut Eldon S. Hendriksen ( 2000 : 374 ) dalam Teori Akuntansi menjelaskan bahwa pendapatan adalah:
“Pendapatan
 (revenue” dapat mendefinisikan secara umum sebagai hasil dari suatu 
perusahaan. Hal itu biasanya diukur dalam satuan harga pertukaran yang 
berlaku. Pendapatan diakui setelah kejadian penting atau setelah proses 
penjualan pada dasarnya telah diselesaikan. Dalam praktek ini biasanya 
pendapatan diakui pada saat penjualan” 
Disamping
 definisi yang dinyatakan diatas terdapat definisi pendapatan dari C. 
Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess ( 1992:56-57):
“Pendapatan
 merupakan kenaikan kotor atau garis dalam modal pemilik yang dihasilkan
 dari penjualan barang dagangan, pelayanan jasa kepada klien, penyewaan 
harta, peminjaman uang dan semua kegiatan yang bertujuan untuk 
memperoleh penghasilan”. 
Sofyan
 Syafri Harahap (2001:236) mengemukakan bahwa pendapatan adalah : 
“Pendapatan adalah hasil penjualan barang dan jasa yang dibebankan 
kepada langganan/mereka yang menerima”.
Eldon
 Hendriksen mengemukakan definisi mengenai pendapatan sebagai berikut: 
:Konsep dasar pendapatan adalah pendapatan merupakan proses arus, yaitu 
penciptaan barang dan jasa selama jarak waktu tertentu”.
Definisi-definisi diatas memperlihatkan bahwa ada 2 konsep tentang pendapatan yaitu sebagai berikut:
1.   
 Konsep Pendapatan yang meusatkan pada arus masuk (inflow) aktiva 
sebagai hasil dari kegiatan operasi perusahaan. Pendekatan ini 
menganggap pendapatan sebagai inflow of net asset.
2.   
 Konsep Pendapatan yang memusatkan perhatian kepada penciptaan barang 
dan jasa serta penyaluran konsumen atau produsen lainnya, jadi 
pendekatan ini menganggap pendapatan sebagai outflow of good and 
services. 
Jika
 pendapatan dirumuskan dengan cara lain maka pengecualian harus 
dinyatakan dengan jelas, misalnya pendapatan diakui sebelum arus masuk 
aktiva benar-benar terjadi.
Konsep
 dasar pendapatan yang diungkapkan oleh Patton dan Littleton dinamakan 
sebagai produk perusahaan yang menekankan bahwa pendapatan merupakan 
arus yaitu penciptaan barang dan jasa oleh perusahaan. 
2.2 Sumber-Sumber Pendapatan
Soemarso
 SR mengatakan pendapatan dalam perusahaan dapat diklasifikasikan 
sebagai pendapatan opeerasi dan non operasi. Pendapatan operasi adalah 
pendapatan yang diperoleh dari aktivitas uama perusahaan. Sedangkan, 
pendapatan non opearsi adalah pendapatan yang diperoleh bukan dari 
kegiatan utama perusahaan.
Jumlah
 nilai nominal aktiva dapat bertambah melalui berbagai transaksi tetapi 
tidak semua transaksi mencerminkan timbulnya pendapatan. Dalam penentuan
 laba adalah membedakan kenaikan aktiva yang menunjukkan dan mengukur 
pendapatan kenaikan jumlah nilai nominal aktiva dapat terjadi dari:
1.    Transaksi modal atau endapatan yang mengakibatkan adanya tambahan dana yang ditanamkan oleh pemegang saham.
2.   
 Laba dari penjualan aktiva yang bukan berupa “barang dagangan” seperti 
aktiva tetap, surat-surat berharga, atau penjualan anak atau cabang 
perusahaan.
3.    Hadiah, sumbangan, atau penemuan.
4.    Revaluasi aktiva.
5.    Penyerahan produk perusahaan, yaitu aliran penjualan produk.
Dari
 kelima sumber tambahan aktiva diatas hanya butir kelima yang harus 
diakui sebagai sumber pendapatan walaupun laba atau rugi mungkin timbul 
dalam hubungannya dengan penjualan aktiva selain produk sebagaimana yang
 disebutkan dalam butir ke-dua. 
2.3. Proses Pendapatan
Ada
 dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses 
pendapatan yaitu konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) 
dan proses realisasi pendapatan (Realization Process).
1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)
Proses
 pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya 
pendapatan. Konsep ini berdasrkan pada asumsi bahwa semua kegiatan 
opoerasi yang diperlukan dalam rangka mencapai hasil, yang meliputi 
semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun pengumpulan piutang, 
memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan 
perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan 
kegiatan produksi.
2. Proses realisasi pendapatan (realization Process)
Proses
 realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau 
terbentuk sesudah produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak 
penjualan. Jadi, pendapatan dimulai dengan tahap terakhir kegiatan 
produksi, yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan atau diserahkan 
kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan mendahului produksi barang 
atau jasa maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum 
terjadi proses penghimpunan pendapatan.
Proses realisasi pendapatan ditandai oleh dua kejadian berikut ini:
- Kepastian perubahan produk menjadi potensi jasa yang lain melalui proses penjualan yang sah atau semacamnya.
- Pengesahan atau validasi transaksi penjualan tersebut dengan aktiva lancar.
2.4. Penilaian, Pengukuran, Pengakuan, dan Pemgungkapan Pendapatan.
2.4.1. Penilaian Pendapatan 
Standar
 Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat digunakan untuk
 menentukan berapa rupiah yan diperhitungkan dan dicatat pertama kali 
dalam suatu transaksi atau berapa jumlah rupiah yang harus diletakkan 
pada suatu akun dalam laporan keuangan.
Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:
1.   
 Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran 
kas (atau setara kas) yang dibayar ssebesar nilai wajar dari imbalan 
yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan.
2.   
 Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara 
kas) yang seharusnya dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang 
diperoleh sekarang.
3.   
 Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) : 
Aktiva dinyatakan dalam jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau 
setara aktiva yang sekarang dengan menjual aktiva dalam pelepasan normal
 (orderly disposal).
4.   
 Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk 
bersih dimasa depan yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang 
diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal.
2.4.2. Pengukuran Pendapatan
Ada
 dua hal yang perlu diperhatikan pada saat suatu pendapatan diakui, 
yaiti pengukuran pendapatan dengan satuan atau ukuran moneter dan 
penetapan waktu bahwa pendapatan tersebut dapat dilaporkan sebagai 
pendapatan.
Ikatan
 Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai pengukuran 
pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang isinya 
sebagai berikut:
“Pendapatan
 harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah 
pendapatan yang imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh 
persetujuan antra perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. 
Jumlah tersebut, dapat diukur denga nilai wajar imbalan yang diterima 
atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan 
rabat volume yang diperbolehkan perusahaan”. 
Pendapatan dapat diukur dengan nilai tukar, ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam nilai tukar ini yaitu sebagai berikut:
1.   
 Potongan pembayaran dan pengurangan lain dari harga seperti rugi 
[iutang ragu-ragu perlu disesuaikan untuk menghitung net cash yang 
sebenarnya.
2.   
 Untuk transaksi bukan dengan kas., apabila nilai dari barang yang 
diserahkan dianggap sama dengan nilai pasar wajar dari barang yang akan 
diterima maka nilai tukarnya adalah nilai buku barang yang akan diterima
 lebih atau kurang dari nilai buku barang yang akan diserahkan maka 
selisihnya nilai pasar barang yang diterima dengan nilai buku barang 
yang diserahkan merupakan keuntungan.
Berikut ini ada berbagai macam dasar pengukuran pendapatan antara lain:
1.    Cash Equivalent
Jumlah
 rupiah kas penghargaan produk yang terjual baru akan menjadi pendapatan
 yang sepenuhnya setelah produk yang tejual baru akan diproduksi dan 
penjualan benar-benar terjadi.
2.    Nilai setara kas
Jumlah
 rupiah kas yang diperkirakan atau diterima atau dibayarkan pada masa 
mendatang dari hasil, penjualan aktiva dalam kegiatan normal perusahaan.
3.    Harga dibawah harga pasar
Harga pasar yang berlaku sekarang tetap, nilainya dibawah harga semula.
4.    Harga pasar
Harga jual bersih yang diperkirakan dikurangi biaya simpanan, biaya penjualan, dan biaya penyerahan produk.
5.    Harga kesepakatan
Harga dimana yang nerupakan kesepakatan dengan pelanggan dari setiap jumlah rupiah penjualan yang disepakati dengan pelanggan.
2.4.3. Pengakuan Pendapatan
Tujuan
 dari semua usaha pada akhirnya dalah untuk mendapatkan pendapatan yang 
bias meningkatkan nilai perusahaan. Secara umu, pendapatan diakui pada 
saat realisasinya atau sepanjang tahap (siklus)operasi.
Ikatan
 Akuntan Indonesia dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 
No. 23 menjelaslan kapan suatu pendapatan diakui adalah sebagai berikut:
1.   
 Pendapatan dari transaksi penjuala produk diakui pasa saat tanggal 
penjualan, biasanya merupakan tanggal penyerahan produk kepada 
pelanggan.
2.   
 Pendapatan atas jasa yang diberikan oleh perusahaan jasa diakui pada 
saat jasa tersebut telah dilakukan dapat dibuat fakturnya.
3.   
 Imbalan yang diperoleh atas penggunaan aktiva sumber-sumber ekonomi 
perusahaan oleh pihak lain, seperti” pendapata bunga, dan royalty diakui
 sejalan dengan berlakunya waktu atau pada saat digunakan aktiva yan 
bersangkutan.
4.   
 Pendapatan dari penjualan aktiva diluar barang dagangan seperti 
penjualan aktiva tetap atau surat berharga diakui pada saat tangal 
penjualan. 
Pendapatan
 harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat 
diterima. Pada umumnya imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas. 
Bila arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, nilai wajar dari 
imbalan tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal dari kas yang 
diterima atau yang dapat diterima.
Berkaitan
 dengan masalah pendapatan tersebut, ada beberapa hal yang perlu 
diketahui tentang prinsip pengakuan pendapatan yang menyatakan bahwa 
pendapatan harus diakui dalam laporan keuangan ketika:
1. Pendapatan dihasilkan, dan
2. Pendapatan direalisasi atau dapat direalisasi. 
Pengakuan
 pendapatan mendapat kendala yaitu proses penentuan kapan pendapatan 
dapat diakui dan dilaporkan untuk suatu periode tertentu dan berapa 
jumlahnya, proses penetuan waktu dan besarnya pendapatan yang diakui ini
 berkaitan dengan konsep realisasi pendapatan (Revenue Realization) 
Eldon S HEndriksen mengutp pernyataan American Accounting Association 
Committee on Concept and Standard External reporting mengenai realisasi 
ini yaitu: “Realisasi bukan suatu determinan dalam konsep laba, 
realisasi hanya berfungsi sebagai pedoman memutuskan kapan kejadian yang
 jika dipecahkan sebagai termasuk dalam laba objektif yaitu apabila 
ketidakpastian telah sampai tingkat yang dapat diterima”. 
Secara teoritik titik waktu dari pengakuan pendapatan dapat dilakukan pada berbagai saat, yaitu :
1.    Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi
2.    Pengakuan pendapatan diakui pada saat selesainya produksi
3.    Pengakuan pendapatan diakui pada saat penjualan
4.    Pengakuan pendapatan diakui pada saat penerimaan kas
1. Pengakuan pendapatan diakui pada saat proses produksi
Pengakuan
 pendapatan diakui pada saat proses produksi biasanya dilakukan oleh 
perusahaan yang menjalankan produksi untuk kontrak jangka panjang. GAAP 
memperbolehkan dua metode akuntansi untu pendapatan atas kontrak jangka 
panjang, yaitu sebagai berikut:
a. Metode Persentase Penyelesaian (Percentage of Completion Method)
Metode
 persentase penyelesaian adalah bentu alternative atas metode kontrak 
selesai. Dalam metode ini, pengakuan pendapatan dicatat berdasarkan 
tingkat kemajuan pekerjaan atau dengan kata lain jumlah pendapatan yang 
diakui untuk tiap periode ditentukan berdasarkan tingkat penyelesaian, 
bagian pendapatan dan beban (dan juga laba) diakui ketika dihasilkan 
pada setiap periode akuntansi.
Besarnya
 tingkat penyelesaian dari suatu kontrak harus diukur dimana pengukuran 
yang biasa digunakan adalah pengukuran masukan dan pengukuran keluaran.
- Pegukuran masukan (input measure)
Pengukuran
 masukan adalah upaya yang dikorbankan pada suatu proyek pada tanggal 
tertentu dibandingkan dengan total upaya yang diperkirakan yang 
dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek. Pengukuran ini meliputi:
·    Metode biaya ke biaya (cost to cost method)
Metode
 ini paling sering digunakan, dimana tingkat penyelesaian ditentukan 
dengan membandingkan biaya yang telah dikeluarkan dengan estimasi biaya 
total yang diharapkan.
·    Metode usaha yang diupyakan (effort expended method)
Metode
 ini didasarkan oleh ukuran dari pelaksanaan pekerjaan yang meliputi jam
 kerja, upah, jam mesin, atau kuantitas bahan. Bahan penyelesaian dengan
 menggunakan metode ini diperoleh dengan cara yang sama seperti metode 
biaya ke biaya.
- Pengeluaran keluaran (output measure)
Pengukuran
 keluraran adalah hasil pada tanggal tertentu dibandingkan dengan total 
hasil kerja proyek yang diselesaikan. Pengukuran pendapatan dengan 
menggunakan ukuran keluaran didasarkan pada hasil yang dicapai dengan 
nilai tambah.
b. Metode kontrak selesai (completed contract method)
Menurut
 metode ini, pendapatan diakui jika pekerjaan sudah selesai 100%. Semua 
biaya selama pelaksanaan dalam pekerjaan. Tagihan atas kemajuan tidak 
dicatat sebagaimana pendapatan, tetapi diakumulasikan dalam akun kontrak
 persediaan. Metode kotrak selesai harus digunakan hanya:
1)    Jika suatu entitas terutama mempunyai kontrak jangka pendek,
2)    Jika syarat-syarat untuk menggunakan metode persentase penyelesaian tidak dapat dipenuhi, atau
3)    Jika terdapat bahaya yang melejat dalam kontrak itu diluar resiko bisnis yang normal dan berulang.
Metode
 kontak selesai (completed contract method) ini hanya akan diguakan jika
 metode perssentase penyelesaian (percentage of completion method) tidak
 tepat.
2. Pengakuan pendapatan pada saat selesainya produksi
Pengakuan pendapatan atas dasar penyelesaian produksi ditujukan untuk produk dalam criteria;
1)    Adanya harga jual yang dapat ditentukan atau harga pasar yang stabil,
2)    Biaya pemasaran yang tidak besar,
3)   
 Unit-unit yang dipertukarkan pelaoran pendapatan pada waktu 
penyelesaian produksi tergantung pada tingkat kepastian diaman harga 
jual dan biaya tambahan dapat diestimasi.
Kriteria
 utama untuk menmggunakan metode ini adalah kemampuan realisasi yang 
handal yaitu produk harus dapat dipasarkan segera pada harga tertentu 
yang dapat dipengaruhi produsen tertentu.
3. Pengakuan pandapatan pada saat penjualan
Untuk
 tujuan pengakuan pendapatan saat terjadinya penjualan merupakan dasar 
yang paling utama. Hal tersebut didukung dengan alasan antara lain:
·    Harga produk sekarang sudah lebih pasti.
·    Produk telah berada diluar perusahaan dan aktiva baru sudah menggantikannya, yakni pertukaran telah terjadi.
·   
 Untuk sebagian perusahaan, penjualan diasumsikan sebagai peristiwa 
keuangan yang paling penting dalam kegiatan ekoknomi perusahaan.
·   
 Sebagian besar biaya yang menyangkut pembuatan atau peroleha produk dan
 biaya pelepasan sekarang telah terjadi atau sekarang sudah ditentukan.
Dasar
 pengakuan ini sangat tepat untuk diterapkan pada perusahaan yang 
bergerak dlam bidang produksi atau perusahaan dagang. Kegiatan penjualan
 merupakan hal yang paling menentukan dan mempunyai arti keuangan sebab 
transaksi penjualan mengakibatkan masuknya aktiva bau kedalam perusahaan
 yang berupa kas atau piutang. 
4. Pengakuan pendapatan pada saat penerimaan kas
Penerimaan
 kas merupakan hal yang signifikan dalam pengukuran pendapatan. Umumnya,
 tidak kritis dalam proses opersaional untuk meningkatkan aktiva bersih 
perusahaan. Penerapan dasar penerimaan kas paling banyak dijumpai dalam 
perusahaan yang melakukan penjualan yang bayarannya secara angsuran.
Dalam
 perusahan jasa, kalau satuan jasa dilakukan dalam waktu relative 
pendek. Misalnya, perusahaan angkutan atau bioskop maka saat penerimaan 
uang dari konsumen hamper bersamaan dengan penyerahan jasa sehingga 
keduanya dapat dijadikan dasar dalam pengukuran dan pengakuan 
pendapatan. Untuk jangka panjang didalam satuan jasa, misalnya penyewaan
 ruangan atau bangunan maka terdapat perbedaan antara jumlah rupiah 
pendapatan yang diakui dala suatu periode atas dasar penerimaan uang. 
2.4.4. Pengungkapan Pendapatan
Menurut
 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mengenai 
pengungkapan pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut:
a.   
 Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk 
metode yang dianut untuk menentkan tingkat penyelesaian transaksi 
penjualan jasa.
b.    Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama periode tersebut termasuk pendapatan dari:
(1) Penjualan barang
(2) Penjualan Jasa
(3) Bunga
(4) Dividen, dan
(5) Royalty.
2.5. Kriteria Pengakuan Pendapatan
Pengaakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB) ada dua kriteria yaitu sebagai berikut:
1. Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup pasti akan segera terealisasi.
2. Pendapatan baru adapat diakui jika pendapatan tersebut sudah terbentuk atau terhimpun.
2.5.1. Metode Pencatatan Pendapatan
Di dalam laporan akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1)    Nilai ekonomis harus sudah ditambahkan perusahaan pada produknya
2)    Jumlah pendapatan harud dapat diukur
3)    Pengukuran yang dilakukan haruslah bebas
4)    Biaya-biaya yang berkaitan harus dapat diestimasi dengan tingkat kecermatan yang memuaskan.
Metode
 dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai 
berikut: metode berbasis kas(cash basis method) dan metode aberbasis 
akrual (accrual basis method)
1. Metode cash basis
Suatu
 system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut belum
 diterima. Metode ini banyak digunakan pada perusahaan kecil dan 
orang-orang yang menjual jasa, pada umumnya adalah orang-orang yang 
memiliki keahlian tertentu.
2. Metode accrual basis
Metode
 pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah 
terjadi hak tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan
 metode ini adalah karena metode ini sangat teliti dalam pengukuran 
keuntungan (dalam laporan laba rugi) dan neraca selisih. 
2.6. Metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa
Ada
 empat metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya 
sebagian besar dalam penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai 
berikut: 
1. Metode kinerja khusus 
Metode ini digunakan untuk penapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan aksi tunggal.
Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas penyelesaian penambalan gigi.
2. Metode Kinerja Profesional
Metode
 ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih
 dari satu aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periiode 
akuntansi.
3. Metode Kinerja Selesai 
Metode
 ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan dengan 
melakukan serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat penting dalam
 hubungannya dengan total transaksi jasa dimana pendapatan jasa dianggap
 telah dihasilkan hanya setelah tindakan terakhir terjadi. Metode ini 
serupa dengan metode kontrak selesai, yang digunakan untuk kontrak 
jangka panjang.
4. Metode Penagihan
Metode
 ini digunakan untuk pendapatamn jasa ketika ketdakpastian penagihan 
sangat tinggi atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak 
dapat dipercaya sehingga persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. 
Pendapatan diakui hanya ketika kas diperoleh. Metode ini serupa dengan 
metode pemulihan biya yang digunakan untuk penjualan produk.
2.7. Konsep dasar yang diperkirakan dalam pengakuan pendapatan
Ada beberapa konsep dasar yang melandasi laporan keuangan antara lain sebagai berikut:
1. Konsep Upaya dan HAsil (effort and accomplishment concept)
Konsep ini menyatakan bahwa kas merupakan pengukur upaya dan pendapatan merupakan pengukur hasil.
2. Konsep Bukti Berdaya Uji dan Objektif
Laporan
 keuangan akan mempunyai tingkat manfaat dan tingkat keandalan 6yang 
cukup tinggi apabila data keuangan didalamnya di dukung oleh bukti-bukti
 yang objektif dan dapat diuju kebenarannya,
3. Konsep Akuntansi mengakui adanya asumsi yang relevan (assumption consept)
Konsep
 akuntansi menagkui adanya asumsi-asumsi seperti bidang pengetahuan 
lain, dalam banyak hal konsep dasar akuntansi dengan sendirinya 
merupakan asunsi atau paling tidak didasarkan atas asumsi yangtidak 
dapat diuji validitasnya dengan pembuktian yang tuntas tetapi dianggap 
mempunyai relevansi dengan tujuan pelaporan keuangan.
4. Konsep Biaya Historical
Konsep
 biaya histories merupakan pengukur potensi jasa yang paling objektif 
untuk jasa yang baru diperoleh. Baiaya histories ini menunjukkan harga 
pertukaran padasaat terjadinya salah satu keunggulan biaya histories 
yang terjadi dari hasil kesepakatan dua pihak yang independent.
BAB III
KESIMPULAN & PENUTUP
3.1.    Kesimpulan
Pendapatan
 adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya 
kepada sektor produksi. Ada jugapendapatan adalah hasil berupa uang atau
 materi lainnya yang dapat dicapai dari pada penggunaan faktor-faktor 
produksi.Prinsip pengakuan pendapatam menetapkan bahwa pendapatan diakui
 pada saat:
1.    Direalisasikan bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas (piutang).
2.   
 Dapat direalisasikan bila aktiva yang diterima segera dapat 
dikonversikan pada jumlah kas atau klaim atas kas yang 
diketahui.Dihasilkan , bila kesatuan itu sebagian besar telah 
menyelesaikan apa yang seharusnya telah dilakukan agar berhak atas 
manfaat yang diberikan pendapatan.Sebagian besar perusahaan didirikan 
dengan tujuan untuk menghasilkan laba yang optimal sehingga kclangsungan
 hidup perusahaan dapat tercapai. Laba diperoleh sebagai kelebihan 
pendapatan atas beban.
3.2.    Penutup
Demikianlah
 yang dapat penulis sampaikan pada makalah akuntansi keungan menengah 
dalam materi pendapatan.semoga bermanfaat bagi para pembaca yang membaca
 makalah yang kami buat ini,mohon maaf apabila ada salah kata yang 
disengaja maupun tidak disengaja. Terimakasih
DAFTAR REFERENSI
C.
 Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess, (1992), 
Prinsip-prinsip Akuntansi (terjemahan), Alih Bahasa : Alfonsus Sirait, 
Jilid I, Edisi 16, Penerbit Erlangga, Jakarta, Hal. 56-57.
Dyckman,
 Dukes dan Davis (1999), Akuntansi Keuangan Menengah I (terjemahan), 
Jilid I, Edisi 3, Alih Bahasa : Munir Ali, Jakarta: Erlangga. 
Eldon S. Hendriksen,(1997), Teori Akuntansi, (terjemahan), Alih Bahasa : Wimliyono, Edisi 4. Jakarta,Erlangga.
Harahap, Sofyan Syafri, (2001), Teori Akuntansi, Peneribit Raja Grafindo Persada. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia, (2002), Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
M. Munandar (1981), Pokok-pokok Intermediate Accounting, Penerbit Liberty, Yogyakarta.
Suwardjono, (1989), Teori Akuntansi, Penerbit BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
Soemarsono. SR, (2000) Akuntansi Suatu Pengantar, Jilid 2, Edisi 4, Jakarta PT. Rineka Cipta.
Tuanakotta, Theodorus M., (2000), Teori Akuntansi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Zaki Baridwan, (1997) Intermediate Accounting, BPFE. Yogyakarta, Yogyakarta.
-------------
 and Michael F. Van Breda, (2000), Teori Akunting, (terjemahan) Buku I, 
Edisi Kelima, Penerbit Interaksara, Jakarta, hal. 374.
---
